1. Radiasi
Radiasi (penyinaran dengan sinar
radioaktif); misalnya sinar alfa, beta, gamma, ultraviolet dan sinar X. Radiasi
ultra ungu merupakan mutagen penting untuk organisme uniseluler. Radiasi
alamiah berasal dari sinar kosmis dari angkasa, benda-benda radioaktif dari
kerak bumi, dan lain-lain. Gen-gen yang terkena radiasi, ikatannya putus dan
susunan kimianya berubah dan terjadilah mutasi
2. Zat Kimia
Mutagen kimia yg pertama kali
ditemukan ialah gas mustard (belerang mustard) oleh C. Averbach dan
kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia penting lainnya ialah : gas metan, asam
nitrat, kolkisin, digitonin, hidroksil amin, akridin, dll. Zat-zat kimia
tersebut dapat menyebabkan replikasi yg dilakukan oleh kromosom yg mengalami
kesalahan sehingga mengakibatkan susunan kimianya berubah pula.
3. Temperatur
Kecepatan mutasi akan bertambah karena
adanya kenaikan suhu. Setiap kenaikan temperatur sebesar 10oC,
kecepatan mutasi bertambah 2 – 3 kali lipat. Tetapi apakah temperatur merupakan
mutagen, hal ini masih dalam penelitian para ahli.
PEMBAHASAN
Target utama kematian sel yang
diinduksi oleh radiasi adalah DNA. Radiasi dapat menimbulkan efek pada
DNA baik secara langsung maupun tidak langsung melalui radikal bebas
sebagai hasil interaksi radiasi dengan molekul air.
Struktur DNA berbentuk heliks ganda
yang tersusun dari ikatan antara gugus fosfat dengan gula dioksiribosa yang
membentuk strand DNA, dan ikatan antar basa nitrogen yang menghubungkan
kedua strand DNA. Sebagian besar kerusakan DNA berupa kerusakan pada
basa, hilangnya basa, putusnya ikatan antar basa dan juga putusnya ikatan gula
dengan fosfat sehingga terjadi patahan pada salah satu strand yang
disebut single strand break (ssb).Kerusakan di atas dapat dikonstruksi
kembali secara cepat tanpa kesalahan oleh proses perbaikan enzimatis dengan
menggunakan strand DNA yang tidak rusak sebagai cetakan.
Sel mampu melakukan proses perbaikan
terhadap kerusakan DNA dalam beberapa jam, tetapi dapat tidak sempurna terutama
terhadap kerusakan DNA yang dikenal sebagai double strand breaks (dsb)
yaitu patahnya kedua strand DNA. Proses perbaikan dengan kesalahan dapat
menghasilkan mutasi gen dan abnormalitas kromosom yang merupakan karakteristik
pembentukan malignansi. Kerusakan dsb dianggap sebagai penyebab
kerusakan genotoksik dan dengan tidak adanya proses perbaikan yang efisien
dapat menyebabkan timbulnya kerusakan jangka panjang, bahkan pada dosis yang
paling rendah. Trak tunggal, meskipun dari radiasi LET rendah, mempunyai
probabilitas untuk menghasilkan satu atau lebih dsb pada DNA. Oleh
karena itu konsekuensi seluler dari dsb atau interaksi antar dsb,
mungkin terjadi pada dosis dan laju dosis paling rendah. Probabilitas dsb/sel
diperkirakan sekitar 4/sel/100 mGy. Rasio ssb plus kerusakan basa dengan
dsb yang diinduksi radiasi LET rendah adalah sekitar 50:1. Kerusakan
komponen sel lainnya (kerusakan epigenetik) mungkin mempengaruhi fungsi sel dan
progresi ke tingkat malignansi.
Beberapa efek merugikan yang muncul
pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X dan gamma dengan dosis berlebihan
segera teramati tidak lama setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut. Marie
Curie meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit
tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau
berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif. Meskipun demikian, upaya
perlindungan terhadap bahaya radiasi pada saat itu belum mendapatkan perhatian
yang serius.
Studi intensif efek radiasi terhadap
jaringan tubuh manusia terus dilakukan oleh para ahli biologi radiasi
(radiobiologi), hingga akhirnya secara pasti diketahui bahwa radiasi tersebut dapat
menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan sel-sel jaringan tubuh dan
kerusakan genetik berupa mutasi sel-sel reproduksi. Dengan demikian manusiapun
menyadari bahwa radiasi dapat memberikan ancaman terhadap kesehatan manusia
yang perlu diwaspadai. Resiko kerusakan somatik dalam bentuk munculnya penyakit
kanker dialami langsung oleh orang yang sel somatiknya terkena penyinaran.
Sedang resiko dari kerusakan genetik tidak dialami oleh yang bersangkutan,
melainkan keturunan orang tersebut mempunyai peluang untuk menderita cacat
genetis.
Apabila kita terkena radiasi dari
luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi eksterna. Partikel alpha,
beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi
tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel alpha memiliki
daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek
(beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak
dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel beta memiliki daya tembus
yang jauh lebih tinggi dari partikel alpha. Daya tembus partikel beta
dipengaruhi besar energi. Partikel beta berenergi tinggi mampu menjangkau
beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh
karena itu, partikel beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil,
kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ
tubuh, sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan.
Neutron juga memiliki daya tembus
yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam tubuh karena neutron
dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya radiasi
eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika
zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi
interna. Partikel alpha mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar
karena radiasi alpha mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat
memindahkan sejumlah besar energi dalam volume yang sangat kecil dari jaringan
tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar sumber radioaktif.
Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang tingkatannya lebih
rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta didalam tubuh jauh lebih
besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi beta akan dipindahkan
dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek
radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar gamma memiliki daya ionisasi
yang jauh lebih rendah dibandingkan alpha dan beta, sehingga potensi radiasi
internanya sangat rendah.
Kerusakan DNA inti sel dianggap
sebagai kejadian utama yang diinisiasi radiasi yang menyebabkan kerusakan sel
yang mengakibatkan pembentukan kanker dan penyakit herediter. Beberapa
penelitian terakhir menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak secara langsung
terpajan radiasi pengion, akan mengalami kerusakan karena berada di sekitar sel
yang terpajan radiasi. Fenomena yang dikenal sebagai bystander effects
ini dijumpai terutama pada pajanan radiasi dosis rendah. Oleh karena itu dalam
memperkirakan risiko efek stokastik, kedua jenis sel, yaitu sel yang menjadi
target radiasi dan sel yang tidak menjadi target tetapi berada di sekitar sel
target, harus dipertimbangkan. Dengan demikian kemungkinan risiko kesehatan
yang mungkin timbul akan lebih besar dari yang diperkirakan. Selain itu telah
dibuktikan pula bahwa sebuah partikel alfa yang melintasi sebuah inti sel akan
mempunyai probabilitas tinggi dalam menimbulkan mutasi. Ini berarti bahwa efek
yang mungkin timbul akibat dari pajanan radiasi dosis rendah tdak dapat
diabaikan.
SUMBER :http://rubbina.wordpress.com/2010/02/15/sinar-x-dan-efek-radiasi-sinar-x-untuk-tubuh-manusia/
0 komentar:
Posting Komentar